Kamis, 01 Mei 2008

RM Sederhana: Berkembang dengan Kemitraan

RM Sederhana: Berkembang dengan Kemitraan
Kamis, 08 Januari 2004
Oleh : Darandono

Bustaman, pemilik Rumah Makan Sederhana, mengaku tidak menyangka bisnis yang dirintisnya akan sebesar sekarang. Padahal, ia merintis bisnis ini pada 1971 dengan menggunakan tenda ala kadarnya dan gerobak dorong. Untuk memulai usaha ini, mantan pedagang rokok ini harus menjual seluruh rokok dagangannya untuk modal. Dari hasil penjualan rokok, saat itu ia hanya mendapat Rp 15 ribu. Uang segitu ternyata tidak cukup sebagai modal kerja. Beruntung, istrinya mendapat pinjaman dari keluarga, meskipun tidak besar. Lalu, dengan Rp 30 ribu, pria kelahiran Padang 61 tahun lalu ini nekat membuka warung makan pertama di Bendungan Hilir (Benhil), Jakarta Selatan. "Kawasan tersebut sudah ramai dan belum banyak yang berjualan nasi (di sana)," kata Bustaman, membuka alasannya.

Dalam tempo setahun, hasilnya mulai terlihat. Setiap hari, warung ini mampu menjual sekitar 150 porsi dengan harga Rp 60/porsi atau dengan omset Rp 9 ribu/hari. Tahun 1974, ia membeli dua kios yang masing-masing berukuran 3x4 m seharga Rp 300 ribu dengan uang muka 20%, dan cililan Rp 9 ribu/bulan selama dua tahun.

Setahun kemudian ia menyewa kios seluas 6x15 m di Roxy dengan harga sewa Rp 200 ribu/bulan. Semenjak itulah, RM Sederhana tumbuh dengan mencetak penjualan Rp 300-400 ribu/hari. Ketika pada 1980 para pedagang di Benhil mendapat kemudahan memperoleh kredit pengembangan usaha, Bustaman pun tidak mau ketinggalan. Saat itu, ia mendapatkan kredit Rp 3 juta yang digunakan untuk membuka beberapa rumah makan. Maklum, bila hanya mengandalkan modal sendiri, RM Sederhana tak akan cepat berkembang.

Untuk mempercepat pengembangan RM Sederhana, Bustaman menggandeng mitra. Cara pertama, pola kerja sama dengan modal ditanggung bersama dan hasil dibagi dua. Pola kedua, Bustaman hanya sebagai pengelola, sedangkan semua modal ditanggung mitra. Dengan pola ini, 70% keuntungan untuk mitra dan 30% untuk pengelola. Dari 30% keuntungan yang didapat, 50% untuk Bustaman dan sisanya untuk karyawan.

Dengan pola pengembangan seperti itu, kini ada 30 lebih RM Sederhana. "Ada yang beromset di bawah Rp 1 juta/hari, ada juga yang mencapai Rp 3 juta/hari," katanya. Kunci sukses lainnya? "Yang penting, harganya terjangkau," ujarnya. Harga, menurutnya, hanyalah salah satu faktor. Ia juga memperhatikan kualitas, layanan dan kenyamanan pelanggan. Ke depan, Bustaman akan terus mengembangkan jumlah rumah makannya. Sayang, diakuinya, sebagian tengah dilanda masalah, yakni beberapa mitra ingin membuka sendiri. "Kami sedang menyelesaikan dan menempuh jalur hukum," tuturnya.

 (swa)
URL : http://www.swa.co.id/swamajalah/sajian/details.php?cid=1&id=163

 

1 komentar:

Amisha mengatakan...

Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut