Kamis, 01 Mei 2008

mereka yang layak ditiru

Mereka yang Layak Ditiru
Kamis, 08 Januari 2004
Oleh : Firdanianty

Beberapa pengusaha layak mendapat sorotan. Selain inovatif, mereka juga sering melahirkan gagasan bisnis menarik. Ada pula yang baru tumbuh dan langsung berhasil. Apa kunci sukses mereka?

Ketidaksengajaan justru sering mendatangkan berkah. Tak percaya? Sejumlah orang pernah membuktikannya. Sebut saja, Freddy Mudjianto. Pemilik PT Vilour Promo Indonesia ini tak pernah membayangkan, perusahaannya yang membidangi konveksi kaus berkembang seperti sekarang. Semasa kuliah di Fakultas Hukum Universitas Parahyangan, Bandung, 1980-an, ia cuma memasok kaus untuk kegiatan perpeloncoan di almamaternya. Bersama pacarnya, Esther Suryani -- kemudian jadi pasangan hidupnya -- ia memulai usaha kecil-kecilan dari rumah kontrakan yang terletak tak jauh dari kampusnya.

Modal awal Freddy membangun bisnis ini hanya Rp 6 juta, yang dikuras dari tabungan sendiri. Dari jumlah itu, ia nekat mengontrak rumah di Jalan Dipatiukur 76 A, Bandung, senilai Rp 1,6 juta untuk dua tahun. Selebihnya ia belikan dua mesin jahit, satu mesin potong, dan tiga mesin obras. Karyawannya hanya teman-teman yang bersedia membantu.

Dari sekadar melayani kebutuhan kampus, ia kemudian mencoba masuk ke sekolah-sekolah dengan menawarkan seragam olah raga. Tak disangka, di akhir 1980-an bisnisnya tumbuh pesat. Bukan cuma seragam kaus yang ditangani, tapi juga topi, tas dan jaket. Pelanggan pun meluas. Tak hanya di Bandung dan Jawa Barat, tapi juga kota-kota lain. Perusahaan-perusahaan besar -- seperti Telkom, Pos Indonesia, Good Year, P&G, Sosro dan Indomobil -- pun mulai memercayainya.

Pelan tapi pasti, bisnis Freddy melaju. Memasuki 1997, omset Vilour mencapai Rp 14 miliar. Di tahun itu pula namanya mulai mendunia. Ketika itu, ia diperkenalkan teman kuliahnya dengan pengusaha pakaian olah raga asal Italia, Plabitio Forlanini dan Moreno. Pemilik 27 jaringan supermarket di Italia itu memesan 22 ribu setel baju training Nike senilai Rp 2,2 miliar. Peluang itu langsung disambarnya. Untuk bisa memenuhi pesanan tepat waktu, Freddy tak mengerjakannya sendiri. Kemitraan dengan perusahaan konveksi lain yang ia bina sejak awal merintis usaha, membantunya makin berkembang.

 (swa)
URL : http://www.swa.co.id/swamajalah/sajian/details.php?cid=1&id=169

 

Tidak ada komentar: